Cibom - Tanjung Layar merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang Banten
Cibom - Tanjung Layar merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah di Taman Nasional Ujung Kulon Pandeglang Banten. Keunikan dari sejarahnya inilah yang kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Tak hanya itu saja, destinasi wisata satu ini juga memiliki kekayaan alam yang elok dan sangat menarik untuk dikunjungi.
Objek wisata ini memiliki jalur trail dengan jarak kurang lebih 1,66 km. Trail tersebut adalah jalan batu bekas masa penjajahan Belanda yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan para wisatawan sebagai akses antara Cibom ke Tanjung Layar.
Sejarah Cibom - Tanjung Layar
Pada zaman penjajah Belanda, daerah Cibom akan difungsikan sebagai tempat pelabuhan internasional. Terutama untuk kapal-kapal dagang milik Belanda. Informasi ini dapat kita lihat dari sisa-sisa bangunan dari dermaga Cibom, yang mana sudah dibangun sejak tahun 1808.
Bekas bangunan yang masih tertinggal tersebut hingga saat ini yakni tangga batuan bata serta batang besi. Dimana dulunya dipakai sebagai tiang penyangga dermaganya. Selain itu, pada masa Hindia Belanda, tanjung ini juga dikenal dengan nama Java's Eerste Punt atau disebut sebagai "ujung pertama Pulau Jawa".
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Tentang Taman Nasional Ujung Kulon Banten
Sejarah mengenai Pantai Tanjung Layar ini telah diceritakan dalam babad Sunda serta legenda dongeng pesisir selatan. Berdasarkan cerita para leluhur terdahulu dan menurut dongeng, dua buah karang raksasa kawasan Tanjung Layar merupakan jelmaan dari dua buah kekuatan yang dijadikan layar kapal Sangkuriang guna berlayar mengarungi Samudra Selatan.
Ketika Sangkuriang hendak melangsungkan pernikahan bersama ibunya, Dayang Sumbi, pernikahan tersebut tidak mendapatkan izin dari sang Hyang Widi. Seketika Sangkuriang mengamuk seluruh peralatan kapal, tak terkecuali layarnya. Konon katanya Sangkuriang menendang layar tersebut hingga sebelah utara serta menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Sementara layar-layar yang berukuran besar terlempar sampai ke sisi selatan Pulau Jawa dan menjadi karang yang kuat serta tegar di pantai selatan Banten. Tepatnya saat ini berada di Desa Sawarna dalam Kecamatan Bayah.
Sebuah Dermaga di Cibom Ujung Kulon
Cibom - Tanjung Layar memang memiliki kisah dan perjalanan yang sangat menarik untuk kita telusuri. Pada tahun 1808, Gubernur Jenderal Hindia Belanda membuat sebuah rencana untuk membangun sebuah pelabuhan laut di daerah Cibom. Dengan berat hati, Sultan Banten menyediakan para pekerja untuk membangun pelabuhan tersebut.
Akan tetapi, para pekerja banyak yang sakit serta menderita, bahkan di antara mereka banyak yang meninggal dunia. Sisa pekerja yang ada pun menjadi lemah, karena disebabkan uap beracun yang berasal dari lahan kerja baru. Kemudian, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke daerah tersebut.
Hingga akhirnya pelabuhan itu, tidak pernah terselesaikan. Pada waktu itu juga, Tanjung Layar menjadi lokasi yang digunakan sebagai penjara dari bajak laut yang membantu Sultan. Menariknya, mercusuar pertama mungkin dibangun sekitar waktu itu.
BACA JUGA: Spot Trekking dan Snorkeling Terbaik Saat Wisata di Ujung Kulon
Mercusuar di Tanjung Layar
Pada Tanjung Layar terdapat bangunan mercusuar yang mewakili suatu periode sangat penting dalam sejarah maritim Indonesia serta sejarah kolonial. Pada zaman dulu, mercusuar di lokasi tersebut, dijadikan "Ujung Pertama" mengingat letak geografisnya yang sangat strategis. Kemudian digunakan sebagai petunjuk arah bagi kapal-kapal yang melintasi Selat Sunda. Tidak hanya terdapat satu mercusuar saja, melainkan tiga mercusuar yang dapat kita temukan, berikut ini adalah penjelasannya.
1# Mercusuar Pertama
Mercusuar pertama ini diduga dibangun pada awal tahun 1800. Sebagian dari fisik bangunan tersebut terbuat dari batu asli. Pada tahun 1880, bagian atas mercusuar ini mengalami kerusakan yang cukup parah karena akibat gempa bumi.
BACA JUGA: Pulau Peucang, Sorga Kecil di Ujung Pulau Jawa Bagian Barat
Mercusuar pertama ini runtuh setelah letusan Gunung Krakatau tahun 1883 serta pada bagian dasarnya yang bundar saat ini menjadi tempat tangki air besar. Sisa-sisa tangga batu yang melingkar bisa pengunjung dilihat di kompleks bawah.
2# Mercusuar Kedua
Ketika masa pembangunan mercusuar kedua ini, terbuat dari konstruksi baja yang lengkap dengan sebuah lampu gas. Mercusuar kedua ini memiliki ketinggian hingga mencapai 25 meter.
3# Mercusuar Ketiga
Mercusuar ketiga yang ada saat ini dibangun pada tahun 1972. Memiliki lokasi 500 meter sisi timur Tanjung Layar dari mercusuarnya yang lama dengan ketinggian 40 meter ataupun setara 65 meter di atas permukaan air laut. Lampu yang ada pada mercusuar ketiga ini dapat kita lihat dari jarak kurang lebih 25 mil laut. Di seberang Selat Sunda di Pantai Sumatera, terdapat juga sebuah mercusuar yaitu mercusuar Blimbing (Vlakke Hocke) yang memiliki jarak 110 km.
Objek Menarik yang Dapat Kita Jumpai di Cibom - Tanjung Layar
Terdapat sisa-sisa dermaga Cibom yang masih dapat kita lihat dengan menggunakan formasi batu bata serta tiang besi pancang. Pada sepanjang jalan ketika menuju Tanjung Layar dari Cibom, kita akan menjumpai pal-pal batu petunjuk jarak, kuburan-kuburan, sumur-sumur air, serta sisa bangunan pasang batu bata. Selain itu juga, terdapat sebuah tangga batu bata menuju ke lokasi mercusuar yang pertama dengan ketinggian 40 meter menjorok ke arah laut. Bukan hanya itu saja, terdapat objek menarik lainnya yang dapat kita jumpai, diantaranya adalah sebagai berikut.
Pohon Kiara Berlubang
Pada jalur trail yang akan kita lewati, dapat kita lihat sebuah pohon Kiara yang berlubang melintang di tengah jalur perjalanan. Lubang pohon tersebut bagaikan pintu masuk trail ini yang memiliki hiasan dengan keindahan dari akar-akarnya yang besar serta menjuntai ke tanah. Pohon Kiara tersebut memiliki buah, dimana satwa jenis burung dan juga primata banyak memanfaatkannya.
Komplek Penjara Belanda
Komplek Penjara Belanda tersebut merupakan bangunan yang terdapat di bawah komplek bekas mercusuar I serta mercusuar II. Bangunan penjara tersebut terdiri dari tiga buah kamar dan satu buah lorong sebagai penghubungnya. Penjara ini dulunya digunakan oleh para pemberontak yang membantu Sultan Banten pada masa penjajahan Hindia Belanda.
Padang Penggembalaan Tanjung Layar
Tak hanya berisikan bangunan-bangunan tua yang penuh dengan sejarah dan legenda saja. Objek wisata sekaligus tempat bersejarah ini juga memiliki pemandangan alam yang sangat eksotis, yaitu Padang Pengembalaan Tanjung Layar. Padang Pengembalaan tersebut terletak di sebelah bangunan penjara.
Padang Pengembalaan ini tampak menghijau tertutup oleh rumput. Padang Pengembalaan tersebut juga terdapat bekas-bekas reruntuhan mercusuar lama akibat adanya letusan Gunung Krakatau. Sisi lain dari Padang Pengembalaan ini terlihat sebuah gejala alam yang unik, berupa batu karang yang menjulang tinggi serta kokoh.
Kuntul Karang dan Camar
Pada lokasi tersebut, kita akan banyak menjumpai jenis burung-burung laut, beberapa contohnya seperti burung karang dan camar. Burung kuntul karang memiliki ukuran kurang lebih 58cm berwarna merah putih atau abu-abu arang dengan jambul pendek serta agak keputihan. Burung camar pun tak kalah menarik, dengan memiliki karakteristik yang sama uniknya. Burung camar ini sering kita jumpai pada mercusuar tiga di Cibom - Tanjung Layar sebagai pelengkap pemandangan langit yang begitu mengesankan dan tak terlupakan.
COMMENTS